contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Sabtu, 26 Desember 2009

TANJUNG SELOR
Warga Desa Sekatak Buji, Kecamatan Sekatak meyakini penyebab musibah banjir di daerah mereka adalah akibat kegiatan penebangan kayu oleh sebuah perusahaan di hutan wilayah hulungan Sungai Sekatak. Kepala Desa Sekatak Buji Abdurrahman mengatakan, musibah banjir di Sekatak terjadi sejak 2005 lalu. Sebelumnya daerah ini tidak pernah mengalami banjir. “Kalau ada banjir paling setinggi lutut. Itupun jarang. Tapi sejak ada kegiatan perusahaan kayu di hulu, sering banjir. Setahu kami sudah dua kali banjir besar seperti kemarin (Rabu, 2/12, Red.),” kata Abdurrahman dan dibenarkan oleh beberapa warga Sekatak lainnya. Tak hanya menyebabkan banjir, kegiatan penebangan hutan itu juga menyebabkan air sungai menjadi keruh. “Dulu sebelum ada perusahaan, airnya jernih. Kalau boleh dibilang, uang (logam, Red.) jatuh di sungai pun masih kelihatan. Sementara sekarang sangat keruh, belum lagi kalau banjir banyak batang-batang kayu hanyut,” keluhnya. Abdurrahman menceritakan, banjir yang terjadi Rabu (2/12) lalu memang tidak separah pada 2005 lalu. Namun kerusakan yang diakibatkan hampir sama. Menurut dia, kerugian warga akibat bencana alam itu mencapai ratusan juta rupiah. “Banyak barang elektronik, kapal, kendaraan milik warga yang rusak akibat terendam banjir. Belum lagi rumah warga yang kena longsor,” katanya. Banjir besar tidak hanya di Desa Sekatak Buji. Tapi juga di beberapa desa lain. Berdasarkan data yang dihimpun, hampir 150 rumah yang terendam banjir. Dengan ketinggian 2-4 meter. Banjir terparah terjadi di Desa Sekatak Buji, ibukota Kecamatan Sekatak. Di desa ini ada 113 rumah yang terendam. Di antaranya di RT 1 30 rumah, RT 02 sebanyak 37 rumah, RT 03 ada 22 rumah dan di RT 04 sebanyak 24 rumah. “Di desa lain, yang ikut terendam adalah Desa Kelincauan, Klembunan dan beberapa desa sekitar semua ada 50-an rumah,” imbuhnya. Tak hanya rumah penduduk, banjir juga menenggelamkan beberapa fasilitas umum. Seperti sekolah, masjid, kantor desa dan beberapa kantor lainnya. “Satu rumah yang berada di pinggir sungai longsor. Pada bagian belakang rumahnya sudah jatuh ke sungai,” kata dia lagi. Sementara itu, warga yang sebelumnya sempat mengungsi ke daerah yang tinggi, mulai Kamis (3/12) kemarin sudah kembali ke rumah masing-masing. Sejak pagi tampak warga sibuk membersihkan rumahnya dari bekas luapan air sungai. “Kemarin (Rabu, 2/12) memang sempat ada yang mengungsi. Tapi setelah sore air surut, mereka kembali ke rumah masing-masing. Sisa 3 orang saja yang masih netap di atas, karena rumahnya belum bisa ditempati,” kata Abdurrahman. BANTUAN BERDATANGAN Bantuan untuk korban banjir di Sekatak mulai berdatangan ke desa tersebut sejak Rabu (3/12) pagi. Selain dari Pemkab Bulungan melalui Dinas Sosial, bantuan juga diberikan oleh warga yang disalurkan lewat DPD KNPI. Bantuan yang mulai disalurkan kemarin, berupa mi instan, gula, minyak goreng, makanan ringan dan beberapa bahan sembako lainnya. “Untuk penyaluran bantuan kita dibantu oleh anggota TNI AD dari Kodim 0903/Tsr,” kata Abdurrahman. Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan rumah terendam banjir hingga setinggi 2 meter. Tak hanya itu, jalan trans Kaltim yang melintas di desa itu juga terputus akibat tanah longsor. Banjir terjadi akibat luapan Sungai Sekatak yang berada di wilayah ibukota kecamatan tersebut. “Semalam (Selasa malam, Red.) hujan deras. Ditambah lagi hujan di hulu sungai juga deras, sehingga air sungai meluap,” ungkap Camat Sekatak, Edy Jumani. Kejadian serupa, kata dia juga pernah terjadi 4 tahun silam atau pada 2005 lalu. Ketika itu, banjir juga menenggelamkan hampir seluruh rumah di tiga desa di daerah Sekatak Buji dan sekitarnya. (ngh)

0

0 komentar:

Posting Komentar

Followers