contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Sabtu, 26 Desember 2009

Padang

Banjir yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan dan Padang, Sumatra Barat, sepekan terakhir terjadi akibat penggundulan hutan, kerusakan daerah tangkapan air dan pendangkalan sungai.

Pemerintah kabupaten diminta membuat bendungan kecil (embung) sembari melakukan penghijauan guna mengantisipasi becana serupa di waktu mendatang.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatra Barat (Sumbar) Khalid Saifullah, Jumat (26/12), mengatakan bencana banjir dan longsor di Pesisir Selatan pada Kamis (25/12) akibat rusaknya hutan di bagian hulu sungai.

Selain di Pesisir Selatan, hutan yang rusak parah juga terdapat di Solok Selatan dan juga Padang, katanya.

Bila hujan masih terus mengguyur tiga jam saja, ujarnya, hampir dipastikan di sekitar daerah muara akan banjir besar. Ini akibat akibat penggundulan hutan, kerusakan daerah tangkapan air dan pendangkalan sungai, katanya.

Hutan yang rusak, menurut Saifullah, bukan saja hutan produksi, tetapi juga merambah hutan konservasi dan hutan lindung. Estimasi kita, hanya sekitar 50% hutan lindung di Sumbar yang masih relatif baik.

Manajer Pusat Kendali Operasi (Pusdalops) Penanggulangan Bencana Sumbar Ade Edward mengakui banyaknya hutan di Sumbar yang rusak. Yang disebutkan Walhi itu benar. Makanya, pemerintah kabupaten, terutama Pesisir Selatan dan Solok Selatan, harus membangun beberapa embung atau bendungan kecil di hulu sungai.

Menurutnya, adanya embung akan mengurangi risiko banjir di daerah muara, karena air besar akan sampai ke hilir secara berangsur-angsur. Namun ia juga meminta tetap dilakukan penghijauan yang hasilnya baru bisa dirasakan 15 tahun kemudian. Sedangkan untuk sementara, banjir bisa diatasi dengan adanya embung.

Ade juga mengimbau kabupaten/kota lainnya di Sumbar untuk menjaga hutannya yang belum terlalu rusak. Jangan karena kayu sedikit, merasakan dampak yang jauh lebih besar, tuturnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Tabing Padang Amarizal mengatakan, curah hujan di kawasan Sumbar masih akan tinggi hingga pertengahan Januari. Hal ini karena angin bertiup dari barat laut membawa uap air ke arah darat.

Hingga 25 Desember, menurutnya, curah hujan sudah di atas 400 milimeter. Artinya, curah hujan bulan ini di atas normal. Karena normalnya berada di titik 400 milimeter. (HR/OL-01)

0

0 komentar:

Posting Komentar

Followers